Sabtu, 15 Januari 2011

Artikel Pengertian Contextual Teaching and Learning / CTL

Lama blog ini tidak saya isi dengan konten baru (update) untuk kali ini saya sempatkan untuk posting artikel tentang pengertian kontekstual (Contextual Teaching and Learning / CTL), karena mungkin banyak sekali dari para pengguna informasi internet sangat membutuhkan baik untuk tugas kuliah atau pembuatan makalah atau juga untuk skripsi, nah langsung saja ke pokok Pengertian atau arti dari Contextual Teaching and Learning / CTL. 

Menurut beberapa ahli
Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah berhenti. Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui Depdiknas. Upaya itu antara lain dalam pengelolaan sekolah, peningkatan sumber daya tenaga pendidikan, pengembangan/penulisan materi ajar, serta pengembangan paradigma baru dengan metodologi pengajaran.

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Imam Mujahid, 2005:3).

Dengan konsep itu, hasil pembelajaran dihadapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.

Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru (baca: pengetahuan dan keterampilan) datang dari 'menemukan sendiri', bukan dari 'apa kata guru'. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual. Kontekstual hanya sebuah strategi pembelajaran. Seperti halnya strategi pembelajaran yang lain, kontekstual dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna. Pendekatan kontekstual dapat dijalankan tanpa harus mengubah kurikulum dan tatanan yang ada.

Namun demikian, dalam penerapannya pendekatan kontekstual bukan merupakan pekerjaan yang mudah , karena guru harus betul-betul memiliki kompetensi yang mumpuni dalam materi yang diajarkan. Disamping itu, pendekatn ini akan mengalami kesulitan apabila keadaan siswa kurang redines dalam materi pembelajaran yang akan disampaikan.

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran dihadapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses penilaian berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa, bekerja dan mengalami, bukan hanya transfer pengetahuan dari guru ke siswa. (Imam Mujahid, 2005:1)

Dikatakan oleh Sri Whardani (2004:5) bahwa pendekatan CTL memiliki tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme (Constructivism), menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning) masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), refleksi (Reflection) dan penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment). Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan CTL jika menerapkan ketujuh komponen tersebut dalam pembelajarannya. Dan, untuk melaksanakan hal itu tidak sulit. CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya.

Lebih jauh Sri Whardani (2004:8) mengatakan bahwa penerapan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkahnya adalah sebagai berikut :
  1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkostruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
  2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
  3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
  4. Ciptakan 'masyarakat belajar' (belajar dalam kelompok-kelompok).
  5. Hadirkan 'model' sebagai contoh pembelajaran.
  6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
  7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
Nah mungkin itu yang bisa saya bagi dengan teman-temen untuk lengkapnya silahkan googling atau cari di blog yang lain. Untuk download filenya silahkan klik di sini...